Bagi kalian yang belum berumur 20 tahun silahkan kalian baca artikel yang lain karena ini adalah Cerita Dewasa atau istilah lain nya Cerita Seks.
Pertama-tama perkenalkan nama saya Harnowo, berasal dari sebuah kota J
di Jawa Tengah. Sekarang ini saya bekerja di sebuah perusahaan di
Jakarta. Adapun kisah ini terjadi kurang lebih 6 tahun yang lalu saat
saya masih kuliah tingkat akhir di kota yang sama.
Sebagaimana kebiasaan kota-kota di Jawa Tengah dimana masyarakatnya
hidup saling membantu, demikian juga dengan keluarga saya. Sebagai salah
seorang yang memiliki kedudukan relatif tinggi di kantor-nya, bapak
saya memiliki beberapa anak buah, yang pada saat ada acara-acara
keluarga seperti syukuran, arisan, dll datang ke rumah untuk membantu
tanpa diminta sekalipun.
Dari beberapa anak buah bapak saya yang sering berkunjung itu ada
seseorang yang sering saya perhatikan, sebutlah namanya Mbak Ati yang
berusia kurang lebih 8 tahun diatas saya. Orangnya biasa-biasa saja,
tidak terlalu cantik bahkan, tetapi menurut saya memiliki sex appeal
yang tinggi. Perawakannya, menurut istilah Jawa lencir, artinya badan
agak kurus namun tinggi semampai dengan buah dada tidak begitu besar
tetapi mengkal. Dari beberapa kedatangan ke rumah saya itulah saya
semakin akrab dengan Mbak ati, yang untungnya juga sangat supel untuk bergaul dengan siapa saja, mungkin juga karena saya anak boss-nya.
Sebagai informasi, Mbak Ati berasal dari kota B yang berjarak 50 km dari
kota saya, sehingga di kota J itu dia ngekos dan setiap akhir minggu
harus bolak-balik untuk menjenguk suami dan anaknya yang terpaksa
ditinggal di kota B. Adapun suaminya bekerja di sebuah perusahaan
ekspedisi, dan di kota B suami dan anak Mbak Ati tinggal bersama dengan
orang tua Mbak Ati.
Kejadian antara saya dengan Mbak Ati berawal dari kedatangan Mbak Ati
bersama salah seorang teman kantornya, yang terus terang saya lupa
namanya ke rumah. Hari dan tanggal-nya juga saya lupa, cuma yang saya
ingat adalah hari itu adalah selang beberapa hari setelah lebaran. Pada
siang itu saya sedang sendirian berada di rumah, dimana saudara-saudara
dan orang tua saya sedang bepergian. Maklumlah saat itu saya sedang
melakukan penulisan skripsi sehingga banyak waktu di rumah.
"Bapak-Ibu ada Mas" tanya Mbak Ati
"Enggak ada Mbak" jawab saya, sambil menerangkan bahwa kedua orang tua
saya sedang pergi semenjak pagi, sehingga mungkin siang ini sudah
pulang.
"Apa mau ditunggu?" tawar saya kepada mereka.
Mereka lalu mengangguk setuju dengan asumsi orang tua saya akan pulang +/- 1 jam lagi.
Kemudian mereka masuk dan duduk lesehan di ruang keluarga rumah saya.
Sebagai seorang tuan rumah yang baik, saya tinggal mereka sebenatar
untuk membuatkan minuman dan menyuguhkan makanan ringan. Setelah itu
kami ngobrol ngalor-ngidul sambil nonton TV yang berada di ruangan tsb.
Selang 15 menit kemudian teman Mbak Ati pamit untuk ke belakang
sebentar, sehingga tinggallah kami berdua. Sebagai seseorang laki-laki
yang udah lama memperhatikan dan ada kesempatan berdua dengan Mbak Ati,
saya keluarkanlah segala kenekatan saya. Sampai sekarang saya selalu
tersenyum sendiri mengingat hal tsb. Saya dekati Mbak Ati dengan
deg-degan.
"Mbak?" tanya saya,
"Apa?" jawab Mbak Ati
terus diam sebentar, setelah itu ..
"Boleh cium enggak?" kata saya tiba-tiba,
saat itu Mbak Ati diam aja, ya udah saya anggap berarti boleh.
Kemudian saya cium pipinya kanan kiri berulang kali.
Mbak Ati cuman berkata "ati-ati kalau kelihatan temen lho, khan gak enak".
Demi kehati-hatian pula saya lalu ke belakang untuk memantau aktivitas
temen Mbak Ati. Setelah merasa aman, karena temen itu buang air besar
maka saya kembali lagi ke ruang keluarga.
"Aman kok Mbak" terang saya sambil menjelaskan keadaan.
Kemudian saya ciumin lagi pipinya sekali lagi, setelah itu saya
tingkatkan mencium bibirnya. Seperti biasa, pertama-tama ada perlawanan
dari Mbak Ati mungkin karena kaget. Namun demikian setelah itu bibir dan
lidah kami saling berpagutan. Yang saya ingat waktu itu adalah lipstik
yang dikenakan Mbak Ati nempel di bibir saya, sehingga saya harus
membersihkan dengan kaos saya hahahaha.
Sambil mengungkapkan kekaguman saya akan bentuk tubuhnya yang lencir,
tidak lupa tangan saya kemudian menjelajahi buah dadanya dari luar.
Ukurannya tidak begitu besar, mungkin 34A, namun masih mengkal. Tidak
puas dengan itu, tangan kanan kemudian saya masukkan ke dalam BH-nya
sambil memilin-milin putingnya. Karena ini pengalaman pertama, memang
rasanya sulit untuk dilukiskan. Pokoknya benar-benar baru memegang
sesuatu yang empuk dan kenyal.
Mengingat kami harus berati-hati agar tidak ketahuan teman-nya Mbak Ati,
maka saya memutuskan untuk menghentikan serangan. Saya anggap hal tsb.
cukup sebagai awalan, yang penting Mbak Ati enggak menolak kalau saya
cium dan pegang buah dadanya.
Setelah menunggu selama 1 jam, dimana kedua orang tua saya juga belum
kembali, maka Mbak Ati dan temannya memutuskan untuk pulang sambil
berpesan agar menyampaikan kepada ortu bahwa mereka berdua tadi telah
datang berkunjung.
Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, Mbak Ati masih sering
berkunjung ke rumah saya untuk sekedar membantu acara keluarga atau
kantor, maupun sekedar main-main. Oh iya Mbak Ati memiliki hobi fitnes
di sebuah tempat yang berjarak 200 meter dari rumah saya, sehingga
setelah selesai sering main ke rumah.
Selang beberapa bulan kemudian baru ada kejadian yang kurang lebih sama
dengan kejadian diatas. Hal itu dimulai dengan hampir berakhirnya masa
berlaku SIM saya. Mengingat ada saudara Mbak Ati yang bekerja di
kepolisian, maka pada saat mengurus perpanjangan SIM, saya meminta
bantuan Mbak Ati. Dan Mbak Ati-pun menyetujuinya.
Beberapa urusan yang berkaitan dengan administrasi telah diselesaikan
oleh saudara-nya Mbak Ati, dimana saya hanya perlu datang untuk
pengambilan foto saja. Karena saya belum kenal dengan saudara-nya itu,
saya datang bersama dengan Mbak Ati dengan terlebih dahulu saya jemput
dia dengan mobil ke kantornya. Setelah foto, Mbak Ati meminta bantuan
saya untuk mengantar dia ke suatu tempat yang lumayan jauh untuk suatu
urusan yang penting, mumpung ada mobil katanya. Adapun SIM yang hampir
jadi nanti akan diantarkan oleh dia sendiri ke rumah.
"Wah kesempatan lagi nih" pikir saya agak nekat lagi. Kemudian saya ajak
ngobrol mengenai kejadian yang telah kami lakukan beberapa bulan
sebelumnya. Dia mengatakan enggak apa-apa. Jawaban lain yang saya
peroleh malah tidak saya duga, dimana dia mengatakan memiliki beberapa
koleksi majalah porno. Tidak saya sia-siakan tawaran itu, kemudian kami
ke kos Mbak Ati terlebih dahulu mengambil majalah tsb. Didalam mobil
sambil menyetir saya melihat-lihat majalah tsb. Mbak Ati melihat sambil
senyum-senyum. Namun karena saya pikir melihat majalah-nya dapat
dilakukan di rumah saja, maka sebaiknya saya lebih memanfaatkan
kesempatan berdua yang ada.
Sehingga tangan kiri saya mulai saya tempelkan ke paha Mbak Ati. Karena
tidak ada penolakan, maka saya teruskan sampai daerah pangkal pahanya.
Yang saya inget waktu itu Mbak Ati mengenakan 2 buah celana dalam secara
bersamaan. Sehingga serangan saya agak tersendat. Setelah dijelaskan,
bahwa dia memakai 2 CD, maka dengan leluasa tangan saya dapat menyentuh
daerah kewanitaannya. Selama perjalanan tangan kiri saya banyak berkutat
di daerah tsb. sehingga semakin lama semakin basah. Kadang-kadang saya
tarik untuk sekedar ganti persneling atau mencium bau daeah kewanitaan.
Woow seperti ini ya baunya vagina. Rasanya kayak nano-nano, ramai campur
aduk.
Setelah selesai urusannya, Mbak Ati saya antar kembali ke kantornya. Suatu pengalaman baru telah bertambah lagi.
Malam harinya, Mbak Ati datang ke rumah saya mengantarkan SIM yang telah
jadi, sesuai dengan janjinya pada siang tadi. Selang beberapa waktu
setelah Mbak Ati datang, saya juga tidak mengerti mengapa semua serba
kebetulan, kedua orang tua saya akan pergi ke acara kondangan. Sehingga
yang ada dirumah tinggal saya, Mbak Ati dan seorang adik saya yang masih
kecil. Meneruskan acara siang tadi, setelah orang tua saya pergi, Mbak
Ati saya tarik ke dalam kamar saya. Pada saat itu adik saya sedang
belajar di kamarnya. Dengan sedikit protes, namun tidak saya hiraukan,
kami kemudian berciuman bibir dengan hebat. Teknik tarik menarik lidah
diperkenalkan oleh Mbak Ati kepada saya. Rasanya benar-benar sangat
mengasyikkan.
Sambil melakukan ciuman lidah, tangan saya bergerilya ke sekitar buah
dada yang tiada bosan-bosannya saya pegang dan kemudian juga sekitar
daerah selangkangannya.
Selang beberapa menit kemudian, tanpa pernah ada kata-kata yang keluar,
saya lepaskan seluruh pakaian yang menempel pada tubuh Mbak Ati.
Benar-benar suatu pemandangan yang sangat indah. Yang menjadi perhatian
utama saya adalah bentuk vagina-nya. Benar-benar mengejutkan, tanpa ada
bulu yang menempel sedikitpun. Waktu saya tanya, dia menjawab semenjak
kecil memang tidak tumbuh bulu sedikitpun di daerah vaginanya. Karena
penasaran saya teliti detail daerah vagina-nya. Setelah puas baru saya
ciumin bagian dalemnya. Mbak Ati cuman merintih-rintih namun tidak
bersuara. Baunya benar-benar kayak nano-nano, sulit untuk digambarkan.
Saya yakin para pembaca pernah mengalaminya sendiri. Namun untuk
memperoleh yang vaginya tanpa bulu sedikitpun, saya pikir itu adalah
pengalaman yang langka. Setelah puas menciumi vaginanya, saya meminta
Mbak Ati untuk melakukan oral terhahap kemaluan saya. karena itu adalah
pengalaman pertama rasanya benar-benar sangat mengasyikkan. Sehingga
dalam hitungan menit pertahanan saya jebol. Kejadian yang tidak saya
duga adalah Mbak Ati melahap semua air mani saya.
Mengingat karena Mbak Ati belum puas banget, sedangkan saya sudah lemas,
maka saya kemudian menciumi lagi daerah vagina Mbak Ati yang sangat
antik tsb. Kurang lebih 20 menit saya ciumin dan akhirnya dengan
lamat-lamat setelah Mbak Ati mengucapkan "Ahh" saya akhiri oral sex tsb.
Sadar bahwa kami tidak sendirian di rumah, maka untuk sementara kami
cukupkan acara pada malam itu sambil saling berbisik untuk melakukan
hal-hal yang lebih asyik pada kesempatan lain.
Monday, 6 October 2014
Kesemsem Mbak Atik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment